Selamat Datang di blog Paroki Santa Maria de Fatima Dobo, Kepulauan Aru, Keuskupan Amboina

Rabu, 16 Mei 2018

"Paroki Santa Maria Tak Bercela Memaafkan Pelaku Pengeboman”

Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela (SMTB) menyampaikan sejumlah pernyataan terkait serangan bom yang terjadi di gereja itu pada Minggu (13/5/2018). Berdasarkan upaya konfirmasi yang dilakukan Kompas.com, surat tertanggal 13 Mei 2018 yang tersebar di media sosial adalah benar adanya. "Benar itu surat pernyataan kami," ujar Kepala Kantor Paroki STMB, Stefanus Andy kepada Kompas.com. Dalam surat pernyataan yang beredar di media sosial itu ada beberapa hal yang disampaikan Paroki SMTB. Salah satunya pihak Gereja SMTB dengan tulus memaafkan para pelaku serangan bom. "Gereja Katolik tidak takut terhadap teror yang selama ini selalu mengancam kehidupan bangsa Indonesia. Meskipun mengalami duka, Gereja Katolik dengan tulus mengampuni para pelaku teror dan mendoakan para pelaku yang menjadi korban," demikian isi pernyataan yang ditandatangani Pastor Kepala Paroki STMB, A Kurdo Irianto. Masih dalam pernyataan yang sama, Paroki STMB membenarkan terjadinya serangan bom yang mengakibatkan tiga warga gereja dan dua terduga pelaku meninggal dunia.
Pihak paroki juga menegaskan tragedi tersebut merupakan duka yang mendalam bagi para korban dan keluarganya, terutama petugas keamanan bernama Bayu yang tewas karena menghadang sepeda motor yang digunakan terduga pelaku pengeboman. Lebih jauh pernyataan itu menekankan Gereja Katolik dengan tegas mengecam teror dan menolak segala bentuk kekerasan karena tidak sesuai dengan martabat kehidupan manusia. "Tetaplah setia berbuat baik penuh kasih kepada siapa pun, sesuai dengan nilai Kristiani yang diajarkan Tuhan Yesus. Mari kita memberikan pengampunan yang tulus. Karena pengampunan adalah pintu yang terbuka untuk masa depan yang lebih bermartabat bagi bangsa Indonesia", masih Kurdo lewat pernyataan itu. Terlepas dari peristiwa keji yang merenggut jiwa umat, ada baiknya kita mengintip gaya arsitektur dan interior Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Ngagel itu. Berdirinya Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Ngagel, Surabaya, Jawa Timur tak terlepas dari paroki Santa Maria Tak Bercela atau yang dikenal dengan paroki Ngagel. Pada 1958, Keuskupan Surabaya membeli kaveling tanah di kawasan Ngagel. Tahun itu sekaligus menjadi penanda berdirinya paroki Ngagel. Pada 9 April 1968 dimulai penggalian pondasi diatas tanah kosong yang telah tersedia tersebut. Dan pada tanggal 8 Desember 1968 bertepatan dengan pesta nama “Santa Maria Tak Bercela”, gereja baru yang merupakan sebagian dari bangunan SDK “Santa Clara” di Jalan Ngagel Madya nomer 1 Surabaya, diberkati oleh Mgr. J.A.M. Klooster CM selaku Uskup Surabaya. Seperti dikutip dari situs web resmi Gereja Santa Maria Tak Bercela smtb.net, pada tanggal 19 September 1971 dimulai penggalian pondasi untuk pembangunan gereja tahap I dengan pembiayaan dari sebagian digali dari swasembada umat dengan cara mengadakan bazaar amal dan usaha – usaha lainnya. Biaya pembangunan juga berasal dari sumbangan para dermawan dan juga dari Walikota Surabaya melalui Sub Direktorat Kesejahteraan Rakyat (Kesra); dan sebagian lagi dari dana yang berhasil dikumpulkan oleh Pastur H.A. Massen CM selama cuti di Belanda.
#PrayForSurabaya #PrayForIndonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar